Minggu, 20 Mei 2018

Meluruskan Niat Diklat





Diklat Kiat Menulis Buku dengan IT yang diselenggarakan di Unwidha Klaten Mei 2018, atas kerjasama Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten dan IGI Cabang Klaten telah usai.
Ada beberapa catatan yang bisa aku simpulkan dari pengamatanku selama berlangsungnya diklat, baik tatap muka maupun Moda Daring.
Dalam Diklat tatap muka yang dilaksanakan dalam dua hari yaitu Sabtu dan Minggu tanggal 12 dan 13 Mei 2018, peserta dilatih untuk disiplin waktu. Jadwal diklat yang telah diedarkan tertera dimulai pukul 07.30 sampai dengan pukul 17.00, sehingga peserta pun mengikutinya sesuai dengan durasi waktu yang telah dijadwalkan.

Semangat Belajar dan siap berkarya

Mungkin sebagian peserta dalam hatinya mengeluh, mengapa harus sebegitu lama?
Perlu kita sadari bahwa dalam setiap diklat tentu peserta diklat berharap mendapatkan sertifikat yang nantinya bisa digunakan saat PAK. Dalam aturan sertifikat, diklat yang mendapatkan nilai 1 yaitu diklat yang durasinya minimal 30 jam, namun rata-rata penyelenggaraan diklat mengambil durasi 32 jam. Durasi itu bisa dicapai dengan 2 cara yaitu:
  • 1.       Jika dilaksanakan 3 kali pertemuan, maka dimulai dari pukul 07.30 sampai dengan pukul 17.00. Dan jika dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, maka tidak ada moda daring. Dan itu sudah terakumulasi 32 jam. Untuk penghitungan durasi ini antara Dinas dan Depag agak sedikit berbeda, namun aku kurang begitu paham dengan perbedaan tersebut.
  • 2.       Jika dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, mulai pukul 07.30 sampai dengan pukul 17.00, maka harus dilanjutkan dengan moda daring selama 6 hari x 2 jam. Sehingga akan ketemu jumlah durasi 32 jam.

Untuk mendapatakan sertifikat, tentunya peserta harus hadir tatap muka, mengikuti semua sessi, mengikuti daring dengan dibuktikan mengisi presensi online serta mengumpulkan semua tagihannya. Diklat berbeda dengan seminar, dimana akhir dari sebuah diklat adalah munculnya sebuah produk. Itulah mengapa semua peserta dimohon untuk mengumpulkan tugas.
Selama diklat berlangsung tentu saja panitia akan mendokumentasikan semua kegiatan itu untuk membuat rekap penilaian serta capaian setiap peserta. Selain itu, juga untuk pelengkap administrasi Laporan Pengembangan Diri nantinya.
Mungkin diklat kali ini adalah diklat yang pertama kali yang dimotori oleh IGI di Klaten, sehingga ini menjadi pengalaman pertama kali pula bagi para peserta.
Rasanya sangat bahagia ketika mengamati para peserta antusias mengikuti diklat itu. Pada sessi praktik, para peserta pun berusaha mengikuti dan melaksanakan praktik, meskipun banyak yang mengacungkan tangan tanda butuh pertolongan. It’s OK, yang penting mau dan berani bertanya, pasti akan BISA!

Sessi Tanya jawab

Selama Moda Daring, akupun mengamati keseriusan dan keantusiasan para peserta. Mereka berlomba untuk bertanya kepada narasumber. Ini membuktikan bahwa mereka benar-benar pingin BISA. Namun masih banyak pula yang hanya menyimak saja. Alasannya tentu saja beraneka warna. Jaringan internet menjadi salah satunya kendala dalam diklat moda daring. Alasan berikutnya adalah banyaknya peserta yang usia rata-rata level 4 dan 5 (baca kepala), sehingga harus benar-benar step by step untuk mengikuti diklat daring ini. Seandainya boleh memilih, bagi level 4 dan 5 ini tentunya lebih memilih diklat tatap muka saja sehingga manakala mereka bingung menggunakan laptop atau HP, cukup dengan acungkan tangan lalu ada panitia yang membantunya. Aku pribadi lebih suka model demikian karena aku juga masuk level 4 menuju 5. Aku ini termasuk tipe pembelajar yang audio visual, sehingga aku harus mendengarkan penjelasan dulu kemudian melihat langsung dengan mata bagaimana cara melakukannya. Seandainya terpaksa harus diklat daring, aku butuh video tutorialnya, bukan hanya diberi catatan prosedurnya.
Apapun itu, faktanya sebagian besar peserta sukses menyelesaikan tugasnya.
Selamat, kalian semua memang guru yang hebat !!

Dalam catatanku kali ini, aku hanya ingin sedikit meluruskan mindset kita dalam mengikuti sebuah diklat. Ketika kita mengikuti sebuah diklat, jangan membayangkan angka 1 di balik selembar kertas. Abaikan dulu angka 1, karena yang paling utama adalah ilmunya. Sementara angka 1 hanyalah bonusnya.
Jadi sekali lagi ILMU-nya.

Bertanyalah jika kurang paham

Banyak sekali keuntungan dari mengikuti diklat. Kita akan menjadi tahu, sesuatu yang semula kita tidak tahu. Kita menjadi bisa, sesuatu yang semula kita tidak bisa. Bila kita sudah berada dalam komunitas diklat, kita akan banyak berkomunikasi dan berbagi pengetahuan dan pengalaman. Dari situlah kita akan banyak pengetahuan pula. Banyak teman banyak keuntungan. Dengan diklat kita akan menjadi lebih hebat.

Di Era digital saat ini, sebagian besar diklat mengandalkan IT, karena tuntutan jaman memang jamannya IT. Tapi jangan pernah takut dengan kata IT, karena di sekitar kita ini banyak sekali orang-orang yang pandai IT. Kepada merekalah kita bisa menimba ilmu. Dari merekalah kita bisa mendapatkan ilmu.

Bersama Mr. Mampuono
Sekjen IGI dan Founder Menemu Baling

Semoga berawal dari diklat Kiat Menulis Buku dengan IT ini , para guru di kabupaten Klaten mulai bangkit keiginannya untuk terus belajar dan maju. Jangan karena teman sekantor tidak ada yang ikut, lantas kita jadi surut. Jika kita pintar, yang merasakannya adalah kita sendiri, bukan orang lain.
Guru jaman now jangan mau ketinggalan dengan siswanya.

Yukk terus belajar yukk!!

Mari kita bangkitkan semangat berliterasi di Hari Kebangkitan Nasional yang ke-110.

Mungkin ada kesan dan pesan, atau usulan dari peserta diklat Kiat Menulis Buku dengan IT, silahkan tulis di kolom komentar.
Terimakasih.

Kami siap berbagi

Salam Literasi
Bersama IGI kita Sharing and Growing Together

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilema Mudik Pandemi Covid-19

Pemerintah sudah resmi mengeluarkan pernyataan Pelarangan Mudik terhitung mulai tanggal 24 April 2020. Sebenarnya, masih ada waktu 3 har...