Diklat Kiat Menulis Buku dengan IT yang diselenggarakan di
Unwidha Klaten Mei 2018, atas kerjasama Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten dan
IGI Cabang Klaten telah usai.
Ada beberapa catatan yang bisa aku simpulkan dari
pengamatanku selama berlangsungnya diklat, baik tatap muka maupun Moda Daring.
Dalam Diklat tatap muka yang dilaksanakan dalam dua hari
yaitu Sabtu dan Minggu tanggal 12 dan 13 Mei 2018, peserta dilatih untuk
disiplin waktu. Jadwal diklat yang telah diedarkan tertera dimulai pukul 07.30
sampai dengan pukul 17.00, sehingga peserta pun mengikutinya sesuai dengan durasi
waktu yang telah dijadwalkan.
![]() |
Semangat Belajar dan siap berkarya |
Mungkin sebagian peserta dalam hatinya mengeluh, mengapa
harus sebegitu lama?
Perlu kita sadari bahwa dalam setiap diklat tentu peserta
diklat berharap mendapatkan sertifikat yang nantinya bisa digunakan saat PAK.
Dalam aturan sertifikat, diklat yang mendapatkan nilai 1 yaitu diklat yang
durasinya minimal 30 jam, namun rata-rata penyelenggaraan diklat mengambil durasi
32 jam. Durasi itu bisa dicapai dengan 2 cara yaitu:
- 1. Jika dilaksanakan 3 kali pertemuan, maka dimulai dari pukul 07.30 sampai dengan pukul 17.00. Dan jika dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, maka tidak ada moda daring. Dan itu sudah terakumulasi 32 jam. Untuk penghitungan durasi ini antara Dinas dan Depag agak sedikit berbeda, namun aku kurang begitu paham dengan perbedaan tersebut.
- 2. Jika dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, mulai pukul 07.30 sampai dengan pukul 17.00, maka harus dilanjutkan dengan moda daring selama 6 hari x 2 jam. Sehingga akan ketemu jumlah durasi 32 jam.
Untuk mendapatakan sertifikat, tentunya peserta harus hadir
tatap muka, mengikuti semua sessi, mengikuti daring dengan dibuktikan mengisi
presensi online serta mengumpulkan semua tagihannya. Diklat berbeda dengan
seminar, dimana akhir dari sebuah diklat adalah munculnya sebuah produk. Itulah
mengapa semua peserta dimohon untuk mengumpulkan tugas.
Selama diklat berlangsung tentu saja panitia akan
mendokumentasikan semua kegiatan itu untuk membuat rekap penilaian serta
capaian setiap peserta. Selain itu, juga untuk pelengkap administrasi Laporan
Pengembangan Diri nantinya.
Mungkin diklat kali ini adalah diklat yang pertama kali yang
dimotori oleh IGI di Klaten, sehingga ini menjadi pengalaman pertama kali pula
bagi para peserta.
Rasanya sangat bahagia ketika mengamati para peserta antusias
mengikuti diklat itu. Pada sessi praktik, para peserta pun berusaha mengikuti
dan melaksanakan praktik, meskipun banyak yang mengacungkan tangan tanda butuh
pertolongan. It’s OK, yang penting mau dan berani bertanya, pasti akan BISA!
![]() |
Sessi Tanya jawab |
Selama Moda Daring, akupun mengamati keseriusan dan
keantusiasan para peserta. Mereka berlomba untuk bertanya kepada narasumber.
Ini membuktikan bahwa mereka benar-benar pingin BISA. Namun masih banyak pula
yang hanya menyimak saja. Alasannya tentu saja beraneka warna. Jaringan
internet menjadi salah satunya kendala dalam diklat moda daring. Alasan
berikutnya adalah banyaknya peserta yang usia rata-rata level 4 dan 5 (baca
kepala), sehingga harus benar-benar step by step untuk mengikuti diklat daring
ini. Seandainya boleh memilih, bagi level 4 dan 5 ini tentunya lebih memilih
diklat tatap muka saja sehingga manakala mereka bingung menggunakan laptop atau
HP, cukup dengan acungkan tangan lalu ada panitia yang membantunya. Aku pribadi
lebih suka model demikian karena aku juga masuk level 4 menuju 5. Aku ini
termasuk tipe pembelajar yang audio visual, sehingga aku harus mendengarkan
penjelasan dulu kemudian melihat langsung dengan mata bagaimana cara melakukannya.
Seandainya terpaksa harus diklat daring, aku butuh video tutorialnya, bukan
hanya diberi catatan prosedurnya.
Apapun itu, faktanya sebagian besar peserta sukses menyelesaikan
tugasnya.
Selamat, kalian semua memang guru yang hebat !!
Dalam catatanku kali ini, aku hanya ingin sedikit meluruskan
mindset kita dalam mengikuti sebuah diklat. Ketika kita mengikuti sebuah
diklat, jangan membayangkan angka 1 di balik selembar kertas. Abaikan dulu
angka 1, karena yang paling utama adalah ilmunya. Sementara angka 1 hanyalah
bonusnya.
Jadi sekali lagi ILMU-nya.
![]() |
Bertanyalah jika kurang paham |
Banyak sekali keuntungan dari mengikuti diklat. Kita akan
menjadi tahu, sesuatu yang semula kita tidak tahu. Kita menjadi bisa, sesuatu
yang semula kita tidak bisa. Bila kita sudah berada dalam komunitas diklat,
kita akan banyak berkomunikasi dan berbagi pengetahuan dan pengalaman. Dari
situlah kita akan banyak pengetahuan pula. Banyak teman banyak keuntungan.
Dengan diklat kita akan menjadi lebih hebat.
Di Era digital saat ini, sebagian besar diklat mengandalkan
IT, karena tuntutan jaman memang jamannya IT. Tapi jangan pernah takut dengan
kata IT, karena di sekitar kita ini banyak sekali orang-orang yang pandai IT. Kepada
merekalah kita bisa menimba ilmu. Dari merekalah kita bisa mendapatkan ilmu.
![]() |
Bersama Mr. Mampuono Sekjen IGI dan Founder Menemu Baling |
Semoga berawal dari diklat Kiat Menulis Buku dengan IT ini ,
para guru di kabupaten Klaten mulai bangkit keiginannya untuk terus belajar dan
maju. Jangan karena teman sekantor tidak ada yang ikut, lantas kita jadi surut.
Jika kita pintar, yang merasakannya adalah kita sendiri, bukan orang
lain.
Guru jaman now jangan mau ketinggalan dengan siswanya.
Yukk terus belajar yukk!!
Mari kita bangkitkan semangat berliterasi di Hari Kebangkitan Nasional yang ke-110.
Mari kita bangkitkan semangat berliterasi di Hari Kebangkitan Nasional yang ke-110.
Mungkin ada kesan dan pesan, atau usulan dari peserta diklat
Kiat Menulis Buku dengan IT, silahkan tulis di kolom komentar.
Terimakasih.
![]() |
Kami siap berbagi |
Salam Literasi
Bersama IGI kita Sharing and Growing Together