PPDB SMA/SMK diwarnai dengan pernak pernik KIP dan SKTM. Banyak keluhan dari anak-anak didik saya yang mengadukan bahwa nilai mereka yang tinggi terdesak oleh nilai yang rendah namun memiliki KIP/SKTM. Jujur saja saya tidak paham dengan juklak dan juknis PPDB SMA/SMK. Saya hanya mengamati berbagai sosial media yang heboh dengan trending topik KIP dan SKTM. Pada intinya mayoritas keluhan adalah tergusurnya nilai tinggi oleh nilai yang rendah yang memiliki KIP/SKTM. Untuk memahami permasalahan ini tentunya kita harus membaca juklak dan juknisnya.
Di luar pernak pernik PPDB SMA/SMK ini, saya menyimpulkan beberapa hal positif sebagai berikut:
- Dengan adanya Zonasi dan diberlakukannya KIP/SKTM, maka semua sekolah baik negeri maupun swasta saatnya berlomba untuk meningkatkan kualitas sekolahnya masing-masing.
- Zonasi memang sangat bermanfaat untuk menghilangkan kesan sekolah "favorit", karena dengan adanya zonasi anak-anak yang pintar tidak berkumpul di satu titik saja. Mereka akan tersebar merata di semua sekolah.
- Dengan sistem zonasi maka semua guru baik negeri maupun swasta wajib berbenah diri untuk meningkatkan kualitas SDM-nya masing-masing.
- Setiap sekolah baik negeri maupun swasta saatnya berlomba-lomba dalam memasarkan programnya masing-masing.
- Imbas dari diberlakukannya KIP dan SKTM dalam seleksi PPDB jenjang SMA/SMK maka banyak anak yang sebenarnya pintar justru tergusur oleh anak-anak yang nilai akademisnya lebih rendah namun memiliki KIP/SKTM. Sehingga ini menjadi tantangan bagi guru-guru di sekolah yang dulunya dikenal dengan sekolah favorit. Mereka harus mengelola siswa dengan input seadanya agar menjadi out put yang baik sehingga predikat "favorit" masih bisa dipertahankan.
- Bagi anak-anak yang nilainya tinggi namun tergusur oleh KIP/SKTM yang kebetulan orang tuanya mampu, mereka akan lebih memilih sekolah swasta yang bonafid daripada di sekolah yang bukan tujuannya. Saatnya sekolah swasta berkompetisi dengan sekolah lain dalam kualitas dan pelayanannya.
- Bagi anak-anak pintar yang tergusur nilai rendah berSKTM, kalian adalah anak yang hebat, yang mau mengalah dan memberikan prioritas kepada teman-teman kalian yang kurang mampu. Bukankah pemilik SKTM yang sebenar-benarnya adalah mereka yang kurang mampu? Janganlah kalian putus asa sampai di sini, perjalanan kalian masih panjang. Sekolah yang kalian anggap "Favorite" bukanlah satu-satunya jalan sukses buat kalian, tetapi usaha kalianlah yang akan menentukan kesuksesan kalian. Yakinlah bahwa kalian masih bisa terus berprestasi di sekolah yang saat ini menerima kalian.
Untuk menarik minat masyarakat maka setiap sekolah harus bisa menjual program yang menarik.
Setiap kebijakan memang selalu ada positif dan negatifnya. Selalu ada yang diuntungkan dan dirugikan.
Bukan mempermasalahkan tapi mencari solusinya, termasuk kekisruhan penyalahgunaan SKTM.
Semoga PPDB tahun yang akan datang lebih baik dari PPDB tahun ini, dan tidak merugikan anak-anak yang berprestasi!